Meskipun industri digital semakin
maju, pun begitu juga dengan industri periklanan di ranah digital, namun bukan
berarti media promosi konvensional seperti brosur sudah tidak digunakan. Brosur
memiliki sisi kekuatannya sendiri yang membuat dia tetap dapat dijadikan salah
satu pilihan utama dalam beriklan. Salah satu kekuatan dari brosur yang sampai
saat ini tidak dimiliki oleh media baru (new media) adalah pada kemudahannya
brosur ini dilihat. Brosur tidak memerlukan energi dan daya khusus untuk
membuat materi di dalamnya keluar. Brosur dapat dilihat dalam keadaan apa saja,
sehingga brosur memiliki keunggulan (dalam dimensi yang berbeda) dibanding
periklanan digital.
Hal itu tidak lantas menjadikan
brosur dan media digital menjadi semacam rival yang saling berhadapan.
Sebaliknya, kerja sama dan kolaborasi dari media konvensional dan media baru
yang tepat, bisa menjadikan kegiatan promosi lebih efektif daripada hanya
memfokuskan pada salah satu media.
Mungkin karena itulah, jasa cetak
brosur murah masih banyak dicari oleh orang-orang.
Harga cetak brosur memang
rata-rata murah. Namun ada syaratnya, yaitu brosur harus dipesan dalam jumlah
besar sekalian, karena jika tidak, bisa jadi harga satuannya malah menjadi
sangat mahal. Paling tidak, memesan brosur sampai 1000 eksemplar adalah sebuah
pilihan yang bijak. Karena jika tidak, percayalah, harga brosur bisa lebih
tinggi dari biaya membeli smartphone terbaru.
Brosur adalah semacam kertas yang
dibentuk sedemikian rupa agar terlihat menarik bagi orang-orang untuk
membacanya. Biasanya, didalamnya dicetak materi iklan yang to the point (dalam
format bullet and number) yang dibalut dalam desain dan lay out yang menarik
untuk dibaca. Warnya pun biasanya dibuat dengan warna-warna mencolok yang indah
dilihat dan dapat dinikmati oleh orang awam (sangat jarang ada pattern abstrak
di dalam desain brosur, meskipun hal itu mungkin saja dilakukan).
Brosur sendiri biasanya dicetak
murah dengan berbagai spesifikasi yang berbeda. Spesifikasi yang sering muncul
untuk brosur biasanya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk
dan ukuran
Bentuk dan
ukuran brosur pada dasarnya bebas dan terserah si produsen dan klien. Tapi
untuk memudahkan, biasanya dibuat pengelompokan standar internasional atau
mungkin juga standar USA (keduanya berbeda). Tapi yang paling sering digunakan
di Indonesia adalah ukuran standar internasional.
Ukuran itu
biasanya adalah A5, A4, A3 dengan teknik pelipatan yang nanti akan dibahas pada
pon terakhir. Ada juga yang membuat dalam ukuran A6, tapi itu biasanya kurang
banyak dilakukan.
2. Bahan
Bahan dari
brosur juga merupakan spesifikasi kunci yang bisa menentukan harga dan kualitas
dari brosur itu secara keseluruhan. Biasanya, orang-orang sendiri lebih banyak
menggunakan dua jenis kertas yang paling terkenal, Art Paper dan Ivory. Namun
selain dua jenis kertas yang banyak digunakan itu, ada juga kertas HVS dan
kertas lain.
Kertas HVS
jarang digunakan sebagai pilihan perusahaan-perusahaan besar. Karena
kualitasnya yang tidak terlalu mewah dan bahkan terkesan ‘terlalu sederhana’.
Sedangkan art
paper sebenarnya bisa dibilang cukup berkelas, hanya saja, teksturnya yang
terkesan lembek, membuat dia jarang digunakan untuk brosur dengan teknik
lipatan yang macam-macam. Art paper lebih banyak digunakan untuk tipe brosur
yang satu lembar utuh tanpa lipatan apa-apa. Flyer termasuk dalam jenis brosur
yang banyak menggunakan art paper.
Sedangkan ivory
bisa dibilang adalah jenis kertas yang paling kuat. Teksturnya lebih tebal,
kuat, dan berat dibanding jenis kertas lainnya. Ivory sering dianggap sebagai
salah satu jenis kertas yang paling elegan dan mewah namun harganya masih affordable untuk diproduksi. Karena pada
dasarnya, masih banyak jenis kertas yang lebih mewah dan elegan dibanding
ivory, namun harganya relatif terlalu mahal. Sebut saja kertas jenis Mecy,
Khepera, dan lain-lain. Biasanya kertas ini digunakan untuk undangan pernikahan
yang sangat mewah. Biasanya.
3. Desain
Sebenarnya,
desain sendiri bukan merupakan spesifikasi dari percetakan, tapi lebih pada
pihak klien. Namun desain sendiri adalah pembeda utama dari tampilan brosur.
Desain sangat mempengaruhi seberapa interestingnya sebuah brosur untuk
masyarakat. Karena itu, desain merupakan salah satu spesifikasi brosur yang
harus banyak diperhatikan oleh klien, dan bahkan juga dari percetakan. Pemberi
jasa cetak, harus memberikan masukan kepada desainer jika ternyata desainnya
tidak cocok untuk dicetak secara hard di atas kertas. Bisa pada ukuran-ukuran
objeknya, bisa pula pada pewarnaannya yang harus disesuaikan dengan set up
printer.
4. Laminasi
Laminasi juga
merupakan sebuah faktor penting dalam menentukan bagus tidaknya sebuah brosur.
Laminasi sendiri ada bermacam-macam. Yang paling banyak digunakan untuk brosur
adalah Dove, Glossy, UV spot, dan UV vernish. Semuanya memiliki keunggulan
masing-masing. Namun jika dikaitkan dengan tingkatannya, mungkin bisa
dirangkingkan kurang lebih seperti ini urutannya: (urut dari yang paling biasa
ke yang paling tidak biasa) Dove – Glossy – UV spot – UV vernish.
5. Finishing
pelipatan
Finishing
pelipatan terkait dengan bentuk dan ukuran. Juga termasuk dengan pilihan
kertas. Jika ingin membuat beberapa lipatan di dalam brosur, penggunaan art
paper dan HVS bukanlah sesuatu yang bijak. Karena hal ini akan membuat brosur
berkualitas kita menjadi seperti kertas ulangan anak sekolahan yang
ditekuk-tekuk karena mendapat nilai jelek. Kertas yang paling cocok untuk
pemberian finishing ini adalah ivory 250g. Namun semuanya tergantung kepada
klien yang memutuskan.
Spesifikasi di atas sangat
mempengaruhi harga cetak brosur. Karena itu, jangan ragu untuk konsultasikan
semuanya dengan pihak percetakan, agar kita mendapatkan harga yang paling pas.
Tentunya, tujuan utama kita adalah untuk mendapatkan harga cetak brosur yang
murah. Semoga artikel ini dapat membantu anda menemukan ritme yang pas untuk
mencetak brosur dengan baik.